Pekanbaru, InfoPublik – Gabungan tiga kota di Provinsi Riau mengalami inflasi Year On Year (November 2022 – November 2023) sebesar 3,26 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 116,70, secara bulan ke bulan juga mengalami inflasi sebesar 0,71 persen.
“Riau inflasi 3,26 persen year on year pada November 2022 – November 2023. Ini dikarenakan 3 kota IHK di Riau semua mengalami inflasi,” kata Kepala BPS Riau, Asep Riyadi, Jumat (1/12/2023).
Ia menjelaskan bahwa dari tiga kota IHK di Provinsi Riau, semua kota mengalami inflasi y-on-y yaitu, Kota Pekanbaru sebesar 3,22 persen dan secara m-to-m mengalami inflasi sebesar 0,71 persen, Kota Dumai sebesar 3,71 persen dan secara m-to-m mengalami inflasi sebesar 0,80 persen dan Kota Tembilahan sebesar 2,38 persen dan secara m-to-m mengalami inflasi sebesar 0,54 persen.
Inflasi y-on-y terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya sebagian besar indeks kelompok pengeluaran, yaitu kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 7,09 persen, diikuti kelompok transportasi sebesar 3,55 persen, kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 2,57 persen.
Lalu, kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 1,86 persen, kelompok kesehatan sebesar 1,24 persen, kelompok pendidikan sebesar 1,10 persen.
Selanjutnya, kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 1,02 persen, kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 0,68 persen dan kelompok rekreasi, olahraga dan budaya sebesar 0,36 persen.
“Komoditas yang dominan memberikan andil/sumbangan inflasi y-on-y pada November 2023, antara lain cabai merah, beras, rokok kretek filter, mobil, emas perhiasan, sewa rumah, cabai rawit, angkutan udara, kontrak rumah, kentang, minyak goreng, dan bawang putih,” jelasnya.
Sedangkan secara m-to-m komoditas yang dominan memberikan andil/sumbangan inflasi pada November 2023, antara lain: cabai merah, bawanng merah, cabai rawit, emas perhiasan, dan gula pasir.
Sementara itu dua kelompok lainnya mengalami deflasi y-on-y, yaitu kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,49 persen dan kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,23 persen.
“Di sisi lain komoditas yang memberikan andil/sumbangan deflasi m-to-m, antara lain tomat, ayam hidup, bensin, dan kentang,” jelasnya.
Dari 24 kota di Sumatra yang menghitung IHK, seluruh kota mengalami inflasi y-on-y, dengan inflasi y-on-y tertinggi terjadi di Kota Tanjung Pandan sebesar 5,89 persen, diikuti oleh Kota Sibolga sebesar 4,19 persen dan Kota Bandar Lampung sebesar 4,14 persen. Sementara itu inflasi y-on-y terendah terjadi di Kota Banda Aceh sebesar 1,93 persen.
Berdasarkan urutan inflasi y-on-y kota-kota di Sumatra, kota-kota di Provinsi Riau berturut-turut yaitu: Dumai urutan ke-7, Pekanbaru urutan ke-13 dan Tembilahan urutan ke-23. (MC Riau/BTS)
Sumber : InfoPublik