Indonesia bersama Thailand ditunjuk sebagai negara terdepan dalam mengembangkan “Standar Kompetensi ASEAN untuk MICE & Event Professionals” yang disepakati dalam ASEAN Mutual Recognition of Tourism Professionals (MRA-TP).

Fungsi ASEAN MRA-TP adalah untuk mendukung mobilitas tenaga profesional di bidang pariwisata di ASEAN, kata Deputi Urusan Sumber Daya dan Kelembagaan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Diah Martini Mohamad Paham.

“Kita tahu bahwa saat ini kita berada dalam AEC (Masyarakat Ekonomi ASEAN), di mana ada kesepakatan kolektif ASEAN MRA-TP antara AMS (ASEAN Member States),” ujarnya dalam acara “ASEAN MICE Toolboxes National Convention” di sini, Senin.

“Tujuannya untuk menciptakan saling pengakuan negara-negara anggota ASEAN dalam menerapkan standar kompetensi tenaga kerja profesional di bidang pariwisata dan memobilisasi pertukaran tenaga kerja antar ASM,” jelasnya.

Indonesia dinilai memiliki keistimewaan dalam pengembangan awal standar kerja di ASEAN melalui penerapan standar kerja rumah tangga, jelasnya.

Namun perlu dikejar dari segi SDM pariwisata agar tidak menjadi penonton di dalam negeri sendiri.

Untuk itu, kolaborasi antar pemangku kepentingan pentahelix menjadi penting. Harus ada keselarasan peraturan dalam dunia pendidikan, kejuruan, dan pelatihan, katanya.

Kurikulum perlu disiapkan agar SDM yang dihasilkan Indonesia siap memasuki lingkungan kerja yang sudah satu tingkat ke atas, ujarnya.

Harmonisasi dunia industri, asosiasi, dan praktisi juga harus ada agar semua terhubung dan Indonesia siap bersaing di pasar tenaga kerja ASEAN, tambahnya.

Sejalan dengan etos kerja 4 AS (kerja keras, kerja cerdas, kerja tuntas, dan kerja ikhlas) yang diusung Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno, Paham meyakini SDM pariwisata Indonesia mampu bersaing bahkan masuk pasar internasional.

Fokus ini sejalan dengan prinsip etos kerja lainnya seperti inovasi, adaptasi, dan kolaborasi, serta strategi kerja yang mengedepankan pariwisata berkualitas dan berkelanjutan serta mengoptimalkan digitalisasi.

Hasil Konvensi Nasional akan dipresentasikan pada Pertemuan Komite Pemantau Profesional Pariwisata ASEAN (ATPMC) di Kamboja pada 6-8 Desember 2022, katanya.

“Kita tentu berharap dokumen yang disepakati bersama tidak hanya sekedar dokumen, tetapi juga dapat diimplementasikan dan bermanfaat bagi kebutuhan industri di masa mendatang,” ujarnya. 

Sumber: En.Antara News

Share.
Exit mobile version