JAKARTA, investor.id – Provinsi Sumatra Barat memiliki potensi besar dalam pasar ekspor, diperkuat oleh kekayaan budaya yang menjadi ciri khas Indonesia. Keberagaman kuliner seperti rendang, serta beragam kerajinan, fashion, dan rempah-rempah, memberikan berbagai peluang bagi pelaku usaha berorientasi ekspor di Sumatra Barat.
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), nilai ekspor Sumatra Barat mencapai US$ 193,53 juta pada Oktober 2023. Produk unggulan ekspor meliputi crude palm oil (CPO), produk kimia, dan karet. Pakistan tetap menjadi tujuan utama ekspor Sumatara Barat pada triwulan II-2023 dengan pangsa sebesar 34,53%, diikuti oleh India dan Bangladesh dengan pangsa masing-masing 31,80% dan 9,71%.
Dalam upaya mendorong pertumbuhan ekspor yang lebih besar di Sumatra Barat, Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) atau Indonesia Eximbank dan Pemerintah Provinsi Sumatra Barat melakukan nota kesepahaman (memorandum of understanding/MoU). LPEI dan Pemerintah Provinsi Sumatra Barat sepakat untuk berkolaborasi dalam pengembangan kapasitas industri kecil dan menengah (IKM), koperasi, BUMDesa, BUMDESMA, serta usaha kecil danmenengah (UKM) berorientasi ekspor di Provinsi Sumatra Barat.
“Saya berharap implementasi MoU ini dapat berjalan dengan cepat karena kerja sama ini akan meningkatkan ekspor produk Sumatra Barat ke mancanegara, sehingga akan memberikan penguatan pada perekonomian di daerah,” jelas Gubernur Sumatra Barat Mahyeldi Ansharullah dalam keterangan tertulis, Selasa (5/12/2023).
Sementara itu, Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pembendaharaan Kementerian Keuangan Provinsi Sumatra Barat Syukriah HG juga menegaskan komitmennya untuk mendukung pertumbuhan ekonomi di wilayah tersebut. MoU antara LPEI dan Pemerintah Provinsi Sumatra Barat diarahkan untuk memberdayakan UMKM yang siap ekspor.
“Mimpi kita bersama menjadikan tidak hanya satu nagari (desa) devisa di Sumatra Barat, namun banyak nagari (desa) menjadi kota dan kabupaten devisa di Sumatra Barat. Insyaallah bisa,” kata Syukriah.
Direktur Pelaksana Hubungan Kelembagaan LPEI Chesna F Anwar menjelaskan, ada potensi besar Sumatra Barat untuk pasar ekspor seperti rendang yang telah diakui menjadi salah satu makanan terlezat di dunia. Contohnya, di Bulgaria terdapat satellite kitchen yang memiliki kebutuhan memproduksi 30 ton rendang per bulan untuk didistribusikan ke berbagai negara di Eropa.
Untuk itu, LPEI akan memberikan pendampingan kepada pelaku ekspor di Sumatra Barat lewat Coaching Program for New Exporters (CPNE), Program Desa Devisa untuk pengembangan ekspor dan pendapatan devisa yang berkelanjutan melalui komoditas unggulan desa, dan Marketing Handholding untuk membuka pasar ekspor bagi pelaku usaha di Provinsi Sumatra Barat.
“Pendampingan kepada pelaku usaha berorientasi ekspor di Sumatra Barat tidak dapat LPEI lakukan sendiri. Diperlukan kolaborasi yang apik semua pihak untuk dapat membangun fondasi program-program pengembangan ekspor untuk menjadikan Desa Devisa yang ada di Sumatra Barat dapat merebak dan sukses mengangkat ekonomi masyarakat,” jelas Chesna.
Sumber : Investor.id