Jakarta (ANTARA) – Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyampaikan bahwa Federasi Asosiasi Ekonom ASEAN (FAEA) Conference ke-46 yang diselenggarakan di Yogyakarta turut mendorong kolaborasi ekonomi di ASEAN.
“Perlu menjadi pelaku penting dalam mendorong sinergi dan kolaborasi ASEAN,” kata Perry dalam keterangannya yang diterima di Jakarta, Jumat.
Perry Warjiyo yang juga Ketua Umum Pengurus Pusat Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (PP ISEI) itu mengatakan, dengan diselenggarakannya FAEA Conference ini, para ekonom di ASEAN perlu berkontribusi untuk ikut memitigasi dampak global spillover.
Sementara itu, Ketua Pelaksana FAEA ke-46 Muhammad Edhie Purnawan menyampaikan bahwa FAEA menyadari pentingnya kolaborasi antar perekonomian ASEAN dan mitra lainnya untuk menciptakan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, berketahanan, dan inklusif di tengah tantangan global seperti pandemi, perubahan iklim, persaingan geo-ekonomi dan geo-politik.
Dengan mengusung tema “Empowering Collaboration to Shape ASEAN Economic Sustainability”, FAEA mendukung keterlibatan inisiatif sektor swasta, universitas, organisasi penelitian, asosiasi, dan lembaga pemerintah untuk mendorong kemajuan praktik ekonomi berkelanjutan.
FAEA juga mendorong peningkatan konektivitas ASEAN melalui pengembangan infrastruktur fisik, digital, dan kelembagaan, serta mendukung inisiatif Konektivitas Pembayaran Regional (RPC), Transaksi Mata Uang Lokal (LCT) dan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi (ICT).
Sekaligus memperluas akses, peluang, dan pembayaran lintas batas yang lebih cepat, lebih murah, transparan, dan inklusif bagi komunitas ASEAN, termasuk usaha kecil dan menengah (UKM) dan sektor informal, serta pertukaran peneliti dan pendidik.
Ia mengatakan, FAEA mendukung upaya penguatan integrasi ekonomi ASEAN melalui implementasi ASEAN Comprehensive Work Plan (ACWP) 2021-2025 dan inisiatif lainnya, seperti Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP), ASEAN Single Window (ASW), dan ASEAN Cetak Biru Masyarakat Ekonomi 2025.
Selain itu, FAEA memandang pentingnya integrasi digital sebagai salah satu faktor penting untuk mendorong perekonomian ASEAN bersaing lebih efektif, mengurangi kesenjangan digital, dan menciptakan kawasan ASEAN yang lebih inklusif.
FAEA juga mendorong produksi pangan berkualitas dan perdagangan barang yang berkelanjutan di seluruh negara ASEAN yang terkena dampak negatif krisis iklim.
“Oleh karena itu, FAEA berkomitmen untuk mempromosikan dan mengadvokasi kebijakan terhadap lingkungan dan ketahanan pangan,” ujarnya.
Lebih lanjut ia menyampaikan, FAEA mendorong para ekonom dan asosiasi ekonomi untuk melakukan kajian kebijakan dan penerapan kebijakan ekonomi yang bijaksana untuk memitigasi gejolak yang berasal dari luar kawasan ASEAN.
FAEA mendorong eksplorasi ide dan kerja sama dalam kegiatan ekonomi pelengkap yang berdampak pada Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), rantai pasokan global, transformasi digital, dan penggunaan sumber energi terbarukan secara lebih luas.
“FAEA mendorong pendalaman hubungan antar manusia di seluruh ASEAN untuk membangun pemahaman yang lebih kuat menuju terciptanya kolaborasi berbasis kepercayaan,” katanya.
FAEA Conference ke-46 merupakan konferensi tahunan yang diselenggarakan oleh Federasi Asosiasi Ekonom ASEAN (FAEA), sebuah organisasi profesional yang beranggotakan asosiasi ekonom dari 7 negara, di antaranya 5 negara ASEAN ditambah Vietnam dan Kamboja.
Pelaksanaan konferensi bertema “Empowering Collaboration to Shape ASEAN Economic Sustainability” itu dihadiri oleh 200 peserta ekonom baik yang berlatarbelakang akademisi, bisnis, maupun pemerintahan, praktisi, pembuat kebijakan, dan mahasiswa dari negara-negara anggota ASEAN dan mitra lainnya.
Sumber : ANTARANEWS