BORNEONEWS, Palangka Raya – Kepala Otoritas Jasa Keuangan atau OJK Provinsi Kalimantan Tengah Otto Fitriandy mengatakan, salah satu semangat utama kepemimpinan Indonesia di ASEAN adalah mendorong ASEAN menjadi pusat pertumbuhan, Epicentrum of Growth.
Hal ini disampaikannya terkait ASEAN Capital Market Forum atau ACMF yang meliputi ACMF Chairs Meeting, ACMF International Conference, dan ACMF-ISSB Technical Training dihadiri oleh delegasi anggota ACMF, Asian Development Bank atau ADB, serta pelaku dan pemangku kepentingan sektor Pasar Modal di ASEAN.
“Hal ini menggarisbawahi pentingnya posisi global ASEAN,” kata Otto menyampaikan rilis kantor pusat pada Sabtu, 28 Oktober 2023.
Dalam menghadapi tantangan lingkungan dan sosial yang disebabkan oleh perubahan iklim dan sejalan dengan tujuan yang digariskan dalam the Paris Agreement, lanjut Otto, sangatlah penting untuk semua elemen sebagai kekuatan kolektif, untuk memainkan peran penting dalam agenda transisi global menuju perekonomian rendah karbon dan masa depan yang berkelanjutan.
Hal tersebut juga disampaikan Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon OJK, Inarno Djajadi dalam rilis yang sama. Inarno menyampaikan beberapa inisiatif utama yang telah dicapai selama keketuaan OJK dalam ACMF 2023 yang terdiri dari Penerbitan ASEAN Transition Finance Guidance yang merupakan pedoman umum bagaimana suatu rencana transisi ke ekonomi rendah karbon bisa dikatakan kredibel, transparan, dan inklusif. Kemudian Penyelesaian proses revisi ASEAN Corporate Governance Scorecard, yang merujuk pada revisi OECD Principles on Corporate Governance dimana sustainability menjadi pilar utama yang baru.
“Scorecard ini akan digunakan dalam penilaian untuk menentukan Top Publicly Listed Companies (PLCs) di ASEAN yang akan dimulai dengan penilaian di tahun 2024 untuk tahun laporan 2023,” tuturnya.
Selain itu, lanjutnya, ada ACMF-IFRS Foundation Dialogue on IFRS Sustainability Disclosure Standards. ACMF terus mendorong peningkatan kualitas pelaporan keberlanjutan atau sustainability disclosure dengan menjalin kolaborasi dengan ISSB sebagai pembuat standar global untuk sustainability disclosure.
“Kolaborasi ini telah dituangkan dalam protokol dialog. Melalui kolaborasi ini ACMF bisa mengintensifkan program capacity building baik untuk anggota ACMF sebagai regulator dan juga untuk Perusahaan penyusun laporan keberlanjutan,” tuturnya lagi.
Terakhir, lanjutnya, adalah peluncuran Handbook untuk ASEAN Green Lane, untuk memfasilitasi penawaran lintas batas reksa dana berbasis keberlanjutan.
“Milestone ACMF di atas sejalan dengan fokus inisiatif ACMF pada agenda transisi menuju pengurangan emisi sampai dengan tercapainya komitmen net zero di kawasan, dan ACMF sebagai forum regulator Pasar Modal di ASEAN berkomitmen untuk berkontribusi dalam agenda besar ini,” kata Inarno lagi. (TESTI PRISCILLA/H)
Sumber : BorneoNews