Tokyo (ANTARA) – Jepang dan delapan negara anggota Perhimpunan Negara-negara Asia Tenggara (ASEAN) pada Kamis (4/10) sepakat meningkatkan kerja sama keamanan siber sektor swasta, saat 2023 menandai 50 tahun persahabatan dan kerja sama Jepang-ASEAN.
Komitmen tersebut disepakati pada Konferensi Internasional mengenai Komunitas Keamanan Siber ASEAN-Jepang di Tokyo, yang mengumpulkan berbagai pemangku kepentingan, termasuk organisasi nonpemerintah, di tengah peningkatan kekhawatiran atas dugaan keterlibatan China dalam berbagai aktivitas peretasan.
Konferensi dua hari tersebut akan dilaksanakan hingga Jumat yang mencakup diskusi panel ahli dan perusahaan keamanan siber yang memperkenalkan inisiatif mereka.
Konferensi juga akan menawarkan peluang untuk berjejaring dan mencocokkan bisnis untuk berkolaborasi.
Saat pemerintahan seluruh dunia berupaya meningkatkan pertahanan siber nasional dan mengurangi potensi kerentanan peretasan terhadap sektor publik dan swasta, Tokyo berupaya memperkuat hubungan dengan mitra untuk melawan dugaan serangan siber oleh Beijing beserta pengaruhnya yang semakin besar.
Jepang dan ASEAN, yang kemitraannya dimulai pada 1973, meningkatkan hubungan menjadi “kemitraan strategis komprehensif” pada September.
Sebagai bagian dari kerangka kerja tersebut, Jepang berkomitmen untuk menyediakan bantuan menuju peningkatan keamanan siber anggota ASEAN.
Dalam konferensi di Tokyo tersebut, Menteri Digital Jepang Taro Kono mengungkapkan ambisinya bagi domain dunia maya yang bebas, adil dan aman dengan berkolaborasi dengan anggota ASEAN untuk berkontribusi pada perdamaian dan keamanan internasional.
Sementara itu, Ketua Sekretaris Kabinet Hirokazu Matsuno mengatakan dalam konferensi pers Kamis malam bahwa dia mengharapkan “kerja sama keamanan siber untuk bergerak maju” bersama ASEAN, menekankan pentingnya hubungan antar masyarakat.
Dia menggambarkan ASEAN sebagai “kunci untuk mewujudkan Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka.”
Adapun negara-negara ASEAN yang ikut serta adalah Brunei, Kamboja, Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand, Filipina, dan Vietnam, menurut Pusat Kesiapan dan Strategi Insiden Nasional untuk Keamanan Siber Jepang yang menyelenggarakan acara tersebut.
Sumber : ANTARANEWS