RASELNEWS.COM – Kemarau berbarengan El Nino melanda hapir 63 persen wilayah Indonesia.
Namun dampak kemarau berbarengan El Nino kali ini paling ekstrim terjadi di sebagian wilayah pulau Sumatera.
Suhu udara terasa sangat panas, saking panasnya serasa mau pecahkan kepala.
Parahnya lagi berdasarkan data terbaru yang disampaikan National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA), fenomena El Nino diprediksi akan berlangsung hingga Februari 2024.
Musim kemarau berbarengan El Nino ini memicu kenaikan suhu melebihi rekor El Nino kuat terakhir pada awal 2016.
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebut ada lima daerah di pulau Sumatera terdampak kemarau dan El Nino paling parah.
BMKG menyebut lima daerah di Sumatera yang terdampak kemarau dan El Nino paling kuat adalah Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Riau, Bengkulu, dan Lampung.
Kemarau berbarengan El Nino di sebagian wilayah Pulau Sumatera akan memberikan dampak cukup besar, terutama pada sektor pertanian dan perkebunan.
Pada sektor pertanian, ratusan hektar sawah di Sumatera saat ini kekeringan sehingga tidak dapat digarap oleh petani pada musim tanam kedua tahun 2023.
Kemudian puluhan hektar lahan sawah yang sudah terlanjur ditanami oleh petani kekeringan. Lahan sawah sudah mulai pecah pecah akibat kekurangan air.
Kondisi ini menyebabkan tanaman padi tidak tumbuh subur. Kalaupun nanti bisa berbuah dipastikan produksi tidak akan maksimal, bahkan sebagian sudah terancam gagal panen karena tanaman padi sudah banyak yang menguning dan mati.
Jika musim kemarau berbarengan El Nino ini benar benar terjadi hingga Februari tahun 2024 seperti yang disampaikan National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA), maka dampaknya akan benar benar parah.
Petani juga tidak bisa menanam padi pada musim tanam ke tiga tahun 2023. Terutama mereka yang menggarap lahan tadah hujan.
Sementara lahan sawah di Sumatera lebih 50 persen adalah tadah hujan.
Kondisi ini akan berpengaruh terhadap ketersediaan stok pangan nasional. Saat ini saja harga beras di sebagian wilayah Sumatera salah satunya Bengkulu sudah terus merangkak naik.
Bahkan harga beras saat ini sudah menjadi rekor tertinggi sepanjang tahun 2023.
Hal yang dikhawatirkan lainnya adalah kebakaran lahan dan hutan (Karhutlah), terutama di wilayah lahan gambut.
Sebagian masyarakat yang tinggal di lima daerah di Sumatera yang terdampak kemarau berbarengan El Nino sudah mulai kesulitan mendapatkan air bersih.
Sumur gali yang mereka miliki banyak yang sudah kering, sehingga masyarakat harus mengambil air sungai atau dari sumber mata air yang berada di sekitar lingkungan mereka tinggal.
Dari lima daerah di Sumatera terdampak kemarau dan El Nino paling parah sudah mulai menyiapkan langkah langkah untuk menanggulangi dampak kemarau berkepanjangan ini.
Seperti di Provinsi Bengkulu melalui DInas Pertanian sudah menyiapkan mesin penyedot air. Mesin itu akan dipinjamkan kepada petani yang ingin mengairi sawahnya.
Namun langkah ini akan efektif untuk lahan sawah yang lokasinya dekat aliran sungai saja yang memiliki sumber air untuk disedot menggunakan mesin.
Namun sawah yang berada jauh dari sungai atau sumber cadangan air, juga tidak bisa menerapkan strategi itu.
Pemerintah Provinsi Bengkulu juga sudah membangun kerjasama lintas sektor untuk memantau kemungkinan terjadinya kebakaran lahan dan hutan.
Sumber : RaselNews