Jakarta, InfoPublik – Sumatra Utara (Sumut)memiliki beragam potensi tumbuhan khas yang sangat menarik untuk diungkap, salah satunya yaitu Kemenyan Toba (Styrax sumaterana). Pemanfaatan tanaman ini oleh masyarakat tak sekadar dalam upacara adat, tetapi secara ekonomi resin aromatik yang dihasilkannya telah memberikan sumber pendapatan bagi masyarakat.
Telaah Hidayat (2018) mengungkapkan, dalam resin kemenyan Toba terkandung berbagai metabolit sekunder. Senyawa-senyawa tersebut sangat berguna bagi kepentingan industri dan farmakologi. Periset bahkan menduga bila keragaman mikroorganisme yang terdapat pada batang tanaman berpotensi memacu imunitas tanaman sehingga pulih lebih cepat saat terjadi pelukaan.
Guna mengungkap karakter penting biostimulan pemacu pertumbuhan, Pusat Riset Mikrobiologi Terapan (PRMT) BRIN dengan Fakultas Kehutanan Universitas Sumatera Utara sepakat menandatangani Perjanjian Kerja Sama riset, yang dilanjutkan dengan diskusi inisiasi kolaborasi riset keanekaragaman hayati di kawasan Sumatra, pada Kamis (27/7/2023).
Kepala Pusat Mikrobiologi Terapan BRIN, Ahmad Fathoni menegaskan pentingnya kerja sama ini dalam melakukan studi keragaman mikrobioma dan potensi mikroorganisme dari tanaman kemenyan Toba untuk biostimulan pertumbuhan tanaman.
“Hasil kegiatan itu akan sangat bermanfaat untuk menghasilkan biostimulan yang spesifik. Sehingga hasil produk bisa disebarkan ke stakeholders lain yang membutuhkan. Selain itu, komunikasi yang terjalin intens akan sangat penting dalam upaya mencari solusi bersama,” harap Fathoni, dalam keterangan tertulisnya dikutip dari laman BRIN di Jakarta, Jumat (28/7/2023).
Pada kesempatan yang sama, Dekan Fakultas Kehutanan Universitas Sumatera Utara, Rudi Hartono sangat mendukung kolaborasi riset ini dan harapannya dapat memacu peningkatan kegiatan penelitian dan publikasi di kampus.
Secara sederhana biostimulan diartikan sebagai senyawa alami yang mampu memacu pertumbuhan tanaman, laju fotosintesis, peningkatan proses fisiologis tanaman dan penyerapan hara sehingga berguna bagi pertumbuhan tanaman.
Ulasan akan keragaman mikroorganisme yang berpotensi sebagai biostimulan dari batang kemenyan Toba akan memberikan peluang besar dalam memperoleh agen biostimulan potensial. Pengungkapan keragaman mikroorganisme dengan pendekatan metagenomik dan interaksinya yang berpotensi sebagai biostimulan belum pernah dilaporkan. Dengan analisis metagenomik, studi interaksi, seleksi, formulasi dan aplikasi mikroorganisme potensial untuk biostimulan pertumbuhan tanaman akan menjadi kajian bersama di riset itu.
Pada diskusi inisiasi kerja sama riset bioprospeksi keanekaragaman hayati, Koordinator Kerja sama di PRMT BRIN, Nur Laili menjelaskan bahwa rencana inisisasi kerja sama antara Organisasi Riset Hayati dan Lingkungan (ORHL) BRIN dan USU ini terkait dengan eksplorasi, pengungkapan dan pemanfaatan berkelanjutan keanekaragaman hayati di kawasan Sumatera.
“ORHL mendapat mandat untuk berkolaborasi dengan unversitas di seluruh Indonesia untuk pengungkapan dan bioprospeksi keanekaragaman hayati,” ujar Laili.
Sumber : InfoPublik