PADANG – Ekonomi Sumatra Barat (Sumbar) diproyeksi mencapai 5 persen pada 2023. Proyeksi ini diyakini dapat terwujud seiring telah telah dicabutnya status pandemi Covid-19 oleh Presiden RI Joko Widodo. Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatra Barat Christoveny mengatakan seiring berakhirnya status pandemi, maka aktivitas masyarakat di sektor ekonomi dapat dipacu lebih tinggi. “Pandemi telah berakhir, artinya aktivitas sudah bisa dikatakan kembali ke normal. Sehingga akan terjadi mobilitas masyarakat yang cukup tinggi, maka hal ini akan dapat berdampak kepada perekonomian di Sumbar khususnya,” katanya, Minggu (25/6/2023).
Dia menjelaskan pada kuartal 1/2023 angka pertumbuhan ekonomi Sumbar masih di 4,8 persen yang didorong oleh sektor perdagangan, transportasi, dan juga pertanian. Sektor pertanian tercatat pertumbuhannya tidak setinggi pada tahun lalu.
Sementara itu sektor akomodasi makan dan minum perlahan membaik. Kembali yakinnya masyarakat untuk berwisata menjadi faktor yang menggerakkan sektor ini terutama di tingkat pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Veny memperkirakan pada kuartal II/2023 ini tingkat pertumbuhan diharapkan lebih baik. Hal ini didorong adanya dua momen hari besar yakni Idul Fitri dan Idul Adha nantinya.
“Nah, inilah yang mendorong pertumbuhan ekonomi di Sumbar bisa mencapai angka 5 persen,” jelasnya. Bank Indonesia menyatakan pertumbuhan ekonomi Sumbar sudah mulai terlihat secara bertahap berjalan di track yang normal. Diperkirakan pada kuartal III/2023 dan kuartal IV/2023 pertumbuhan ekonomi bisa mencapai angka lebih dari 5 persen itu.
Sumber : Bisnis.com