Colombo: Kepala Perwakilan negara-negara ASEAN di Sri Lanka, yaitu Indonesia, Malaysia, Myanmar, Thailand, dan Vietnam telah mengadakan pertemuan dengan Presiden Sri Lanka, Ranil Wickremesinghe pada Rabu, 15 Maret.
Menteri Muda urusan Luar Negeri Sri Lanka, Tharaka Balasuriya, dan beberapa pejabat dari Kementerian Luar Negeri dan Kantor Kepresidenan Sri Lanka turut hadir.
Dalam pertemuan, Kepala Perwakilan ASEAN yang dipimpin Duta Besar Dewi Gustina Tobing, dalam kapasitas Indonesia sebagai Ketua ASEAN 2023, memberikan penjelasan kepada Presiden Ranil mengenai prioritas ASEAN di bawah Keketuaan Indonesia.
Dijelaskan bahwa Indonesia bertujuan menjadikan ASEAN sebagai motor perdamaian dan stabilitas di kawasan dan menjadikan Asia Tenggara sebagai pusat pertumbuhan ekonomi.
“Melalui tema ASEAN Matters: Epicentrum of Growth, negara-negara ASEAN akan memastikan bahwa ASEAN tetap dan semakin relevan bagi Komunitas ASEAN dan dunia,” ungkap Dubes Dewi, dalam keterangan tertulis KBRI Colombo.
Dalam kesempatan tersebut, Presiden Ranil sangat menghargai peran sentral ASEAN dan menyampaikan keinginan menjalin kerja sama yang lebih erat dengan ASEAN. Presiden juga berharap terdapat peningkatan arus investasi dan wisatawan dari negara-negara ASEAN, mengingat ke dua bidang tersebut hanya menyumbang sebagian kecil dari investasi dan pariwisata di Sri Lanka.
Kepala Perwakilan negara-negara ASEAN menanggapi positif harapan Presiden Ranil terkait perlunya meningkatkan arus investasi dan wisatawan dari negara-negara ASEAN guna mendukung upaya pemulihan ekonomi Sri Lanka.
Mereka juga menyatakan kesediaan meningkatkan hubungan perdagangan dua arah dengan Sri Lanka, mengembangkan lebih banyak akses pasar antara Sri Lanka dan masing-masing negara ASEAN, serta memajukan kerja sama di berbagai bidang yang bermanfaat bagi pembangunan ekonomi Sri Lanka, baik secara individu dalam hubungan bilateral maupun dalam kerangka kerja ASEAN.
Mengenai isu bilateral, Presiden Ranil memberikan perhatian positif atas ajakan Dubes RI untuk segera meluncurkan perundingan Preferential Trade Agreement (PTA) Indonesia-Sri Lanka serta dorongan bagi pencabutan kebiijakan pelarangan penanaman kelapa sawit.
Dubes Dewi menyampaikan kesiapan Indonesia untuk sharing knowledge dan expertise di bidang kelapa sawit dengan Sri Lanka. Dubes Dewi juga membagi pengalaman mengenai kontribusi positif kelapa sawit bagi ekonomi Indonesia dengan tetap memperhatikan lingkungan melalui Indonesia Sustainable Palm Oil (ISPO).
Ekspor utama Sri Lanka ke negara-negara ASEAN pada umumnya berupa pakaian jadi, mutiara dan teh. Sedangkan impor umumnya terdiri dari bahan bakar, minyak, karet, dan mesin-mesin. Pertemuan juga mencatat bahwa Sri Lanka telah bergabung dengan ASEAN Regional Forum (ARF) dan penandatangan ASEAN Treaty Amity Cooperation (TAC).
Sumber: Medcom.id