Jakarta – Indonesia kembali dipercaya memegang Keketuaan ASEAN pada 2023 dengan mengangkat tema “ASEAN Matters: Epicentrum of Growth”. Hal ini menjadi peluang Indonesia untuk menavigasi pertumbuhan inklusif dan berkelanjutan sekaligus menunjukkan kemampuan ASEAN sebagai pusat pertumbuhan ekonomi global di masa depan.
“ASEAN mempunyai modal cukup mumpuni untuk menjadi pusat pertumbuhan ekonomi dunia dengan PDB (produk domestik bruto) mencapai US$ 3,6 triliun pada 2021, sehingga menjadikan ASEAN sebagai kawasan ekonomi terbesar kelima di dunia. Hal ini didukung jumlah populasi di ASEAN yang mencapai 650 juta jiwa,” ucap Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dikutip Investor Daily, Jumat (17/3/2023).
Tingkat perdagangan ASEAN dengan negara-negara mitra juga bertumbuh 34% dalam 1 dekade terakhir. Sementara nilai investasi asing yang masuk ke ASEAN pada 2021 mencapai US$ 179 miliar dengan pertumbuhan tertinggi pada sektor keuangan dan asuransi sebesar 32%. Dari sisi inflasi, mayoritas negara ASEAN juga berada di bawah level inflasi global pada tahun 2022.
Airlangga menjelaskan bahwa Indonesia dalam Keketuaan di ASEAN 2023 telah menetapkan 16 Priority Economic Deliverables (PED) yang terbagi dalam tiga strategic thrust yaitu recovery-rebuilding, digital economy dan sustainability. Sementara , strategi utama Indonesia untuk meningkatkan integrasi ekonomi dan memperkuat daya saing dalam mewujudkan ASEAN sebagai pusat pertumbuhan ekonomi antara lain dilakukan melalui transformasi digital dengan memperluas transaksi mata uang lokal dan QRIS serta percepatan perundingan Digital Economic Framework Agreement atau DEFA.
“Untuk mendorong peningkatan berbagai capaian tersebut, ASEAN perlu memanfaatkan berbagai kerja sama ekonomi di kawasan, baik dalam bentuk ASEAN + 1 FTA maupun Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP). RCEP yang diinisiasi Indonesia pada 2011 telah menciptakan kekuatan ekonomi baru, dengan potensi menjadikan RCEP sebagai kawasan basis industri yang kompetitif di dunia,” tutur Airlangga.
Dengan memperkuat konektivitas melalui peningkatan konektivitas udara dan laut, mendorong terwujudnya ASEAN Power Grid, serta meningkatkan keamanan pangan melalui penguatan rantai suplai dan sistem logistik ASEAN. “Perlu ada kerja sama lintas sektor untuk memastikan ketahanan pangan di kawasan sekaligus membangun penguatan mekanisme early warning system,” kata Airlangga.
Akselerasi agenda keberlanjutan juga diwujudkan melalui pengembangan Trans-ASEAN Renewable Energy yang bersumber dari surya dan hidro, ekosistem kendaraan listrik, dan kerangka ekonomi biru kawasan. Selain itu, Indonesia juga memiliki visi untuk mendorong pembangunan kawasan berkelanjutan melalui ASEAN-Indo Pacific Forum (AIPF).
Sumber: Berita Satu